Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau menguat di sesi awal perdagangan Selasa (3/10/2023) mematahkan koreksi dua hari beruntun sejak perdagangan pekan lalu.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan menguat 0,67% di posisi MYR 3.729 per ton pada pukul 08:00 WIB. Dengan demikian, harga CPO saat ini masih ada di level 3.700 setelah nyaris meninggalkan level ini imbas koreksi pada perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan awal pekan Senin (2/10/2023) harga CPO ditutup ambrol 1,67% ke posisi MYR 3.704 per ton. Dengan ini secara tahunan harga CPO sudah mengalami koreksi tajam hingga 11,26%.
Padahal, secara mingguan harga CPO sempat membaik pada perdagangan pekan lalu yang ditutup naik 2,34% mematahkan koreksi 3 pekan beruntun sejak perdagangan September 2023. Namun tampaknya sentimen negatif terus membebani harga.
Menguatnya harga CPO ini menjadi sebuah angin positif didukung ekspor yang meningkat. Kendati demikian perlemahan patut diwaspadai katena minyak saingannya terpantau melemah
Pelemahan minyak kedelai Chicago karena pasar Tiongkok tutup untuk libur panjang. Sebagaimana diketahui, Bursa Komoditas Dalian tutup mulai 29 September hingga 6 Oktober untuk Festival Pertengahan Musim Gugur dan Hari Nasional. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOc2 turun tipis 0,38%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait saat mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
“Minyak kelapa sawit mentah berjangka Malaysia terlihat diperdagangkan melemah tajam hari ini karena tidak adanya pembelian baru karena tujuan utama Tiongkok sedang berlibur dan minyak kedelai berjangka Chicago terus menunjukkan aksi jual sejak minggu lalu,” kata Anilkumar Bagani, kepala penelitian komoditas di Mumbai- Grup Sunvin yang dikutip dari Reuters.
Sementara itu, ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk bulan September terlihat meningkat antara 5,4% dan 8,1%, menurut data perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia dan surveyor kargo Intertek Testing Services.
Indonesia menaikkan harga referensi minyak sawit mentah menjadi US$ 827,37 per ton untuk periode 1-15 Oktober, sehingga pajak ekspor dan retribusi minyak sawit mentah tidak berubah pada US$ 33 dan US$ 85 per ton.
Minyak sawit Malaysia diperkirakan diperdagangkan antara 3,700 hingga 4,500 ringgit (US$790-US$960) per ton mulai sekarang hingga pertengahan tahun 2024, karena pola cuaca El Niño mengancam pasokan di tengah meningkatnya permintaan.
Melihat sentimen ini, harga CPO mungkin turun ke kisaran MYR 3,716-3,741 per ton, karena kenaikannya dari MYR 3,637 telah selesai di sekitar resistensi di MYR 3,859 per ton.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
Artikel Selanjutnya
Setelah Libur Idul Adha Harga CPO Dapat Berkah, Melejit 1,5%!
(aum/aum)
Quoted From Many Source