Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau terkoreksi di sesi awal perdagangan Kamis (5/10/2023) memutus penguatan dua hari beruntun pekan ini.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan melemah 0,38% di posisi MYR 3.701 per ton pada pukul 08:00 WIB. Kendati melemah, harganya kini masih ada di level psikologis 3.700, namun nyaris beranjak jatuh ke level bawahnya.
Pada perdagangan Rabu (4/10/2023) harga CPO ditutup menguat 0,19% ke posisi MYR 3.715 per ton. Dengan ini dalam tiga hari perdagangan harga CPO masih mencatatkan koreksi 1,38%, dan mengalami koreksi 11% secara tahunan.
Terkoreksinya harga CPO terjadi di tengah harga minyak saingannya yang lebih kuat.Bursa Komoditas Dalian tutup mulai 29 September hingga 6 Oktober untuk Festival Pertengahan Musim Gugur dan Hari Nasional. Sementara, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOc2 naik 0,1%.
Harga minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait saat mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global. Maka dari itu, seharusnya harga CPO nanjak. Namun sentimen ini sepertinya tak mampu mengangkat harga.
Namun perlu diketahui, impor minyak nabati oleh India, pembeli minyak goreng terbesar di dunia, turun 19% pada bulan September dari rekor bulan Agustus karena perusahaan penyulingan membatasi pembelian minyak sawit sebesar 26% setelah persediaan melonjak ke rekor tertinggi. Ini akan memicu kekhawatiran dari minyak nabati.
Selain itu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia memperkirakan adanya peningkatan produksi komoditas tersebut sebesar 5% pada tahun ini dan stoknya diperkirakan mencapai 3,2 juta metrik ton pada akhir tahun.
Indonesia menaikkan harga referensi minyak sawit mentah menjadi $827,37 per metrik ton untuk periode 1-15 Oktober, sehingga pajak ekspor dan retribusi minyak sawit mentah tidak berubah pada $33 dan $85 per metrik ton.
Dari Malaysia, produsen CPO terbesar kedua mengungkapkan bahwa ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk bulan September diperkirakan meningkat antara 5,4% dan 8,1%, berdasarkan data dari perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia dan surveyor kargo Intertek Testing Services.
Minyak sawit Malaysia diperkirakan diperdagangkan antara 3.700 dan 4.500 ringgit per metrik ton mulai sekarang hingga pertengahan tahun 2024, karena pola cuaca El Niño mengancam pasokan di tengah meningkatnya permintaan, kata para analis.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
India Bantu Harga CPO Naik Pasca ‘Ditenggelamkan’ AS 3 Hari
(aum/aum)
Quoted From Many Source