Sektor Industri Lemah, Indonesia Sulit Jadi Negara Maju

Berita, Teknologi63 Dilihat

Jakarta: Mimpi Indonesia jadi negara maju sudah didengungkan sejak lama, dan mencuat kala pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencoba menerjemahkan mimpi tersebut lewat upaya yang lebih serius, dengan menargetkan tercapai pada 2045.
 
Namun mimpi tersebut bakal jadi fatamorgana semata jika pemerintah hanya berdiam diri dan tidak melakukan upaya ekstra. Termasuk dengan membanggakan pertumbuhan ekonomi hanya di kisaran lima sampai enam persen per tahun.
 
Guru Besar Ekonomi yang juga Rektor Universitas Paramadina Didik Junaidi Rachbini pun pesimistis. Apalagi, dengan sektor industri yang terus menerus alami kemunduran.

Click to Expose

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Industri kita sekarang ada masalah, karena (cuma) tumbuh tiga sampai empat persen. Dulu waktu (ekonomi tumbuh) tujuh persen, industrinya bisa tumbuh sampai 11 persen. Jadi industri sangat lemah sekali sekarang,” ucap Didik dalam siaran Metro TV Economic Challenges yang mengangkat tema ‘Indonesia Maju 2045 Fakta atau Fiksi?’ dikutip Rabu, 30 Agustus 2023.
 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan industri (pengolahan) dalam lima tahun terakhir (2018-2022) selalu lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi.
 
Pada 2018 pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,17 persen, sedangkan industrinya cuma tumbuh 4,27 persen. Lalu pada 2019 ekonomi tumbuh 5,02 persen, sementara sektor industri hanya 3,8 persen.
 
Selanjutnya di 2020 ekonomi Indonesia terkontraksi minus 2,07 persen dan industri juga terkontraksi hingga minus 2,93 persen akibat pandemi covid-19. Di 2021, masa pemulihan, ekonomi tumbuh 3,69 persen dan industri tumbuh 3,39 persen.
 
Kemudian pada 2022 ekonomi Indonesia berhasil tumbuh normal kembali di level 5,31 persen. Sementara sektor industri hanya tumbuh sebesar 4,89 persen.
 
Terkait hal tersebut, Didik dengan tegas mendukung upaya Jokowi yang menggaungkan hilirisasi. Karena dengan langkah ini, sektor industri bisa tumbuh menjulang melampaui pertumbuhan ekonomi nasional itu sendiri.
 
“Strateginya (hilirisasi) industri. Semua negara yang bisa take off itu (berasal dari hilirisasi) industri. Enggak ada lagi,” tutur dia.
 
Di sisi lain, Didik juga tak menampik kritik eks Menteri Koordinator Maritim Rizal Ramli soal mimpi Indonesia menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi minimal delapan persen per tahun.
 
“Inisiatif Presiden (hilirisasi) itu perlu didorong, kritik Rizal juga perlu dikembangkan. Hilirisasi itu salah satunya,” ungkap Didik.
 

 

Optimis dan realistis

Di sisi lain, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Yukki Nugrahawan Hanafi mencoba untuk optimistis sekaligus realistis terhadap mimpi Indonesia Emas 2045.
 
“Ini dapat kita capai dengan komitmen kita bersama, serta kita harus melakukan sebuah kolaborasi besar. Kalau enggak, berat (mewujudkan mimpi Indonesia maju 2045),” kata dia.
 
Ia menyadari dengan pertumbuhan ekonomi saat ini, Indonesia bakal kesulitan menjadi negara maju. Karena itu, perlu pertumbuhan yang tinggi guna merealisasikan mimpi tersebut.
 
Salah satunya dengan hilirisasi. Selain itu, bagi pengusaha, dengan penurunan suku bunga yang lebih kompetitif agar investasi menjadi mengalir deras. Pasalnya, kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi hanya 33 persen.
 
“Jadi industri ini, saya lihat kan sekarang investasi di 33 persen, sudah cukup baik tapi kurang. Kita dorong angkanya sekitar 40 persen. Terus kita kombinasikan dengan government dan juga daya beli masyarakat supaya pertumbuhan ekonomi itu bisa kita kejar,” ucap dia.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(HUS)

Quoted From Many Source

Baca Juga  Tadinya Rp16.000, Money Changer Kini Jual Dolar Rp15.500

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *