Indonesia yang bergabung sejak 1950 juga menjadi salah satu dari 193 negara anggota yang ada tersebut. Agar Sobat Medcom lebih mengenal PBB, yuk kita telusuri bagaimana sejarah terbentuknya PBB dan apa kontribusi dari Indonesia sebagai salah satu anggotanya.
Melansir laman Ditjen SMP, PBB berdiri pada 24 Oktober 1945 setelah berakhirnya Perang Dunia II. Sidang pertama Majelis Umum PBB diadakan pada 10 Januari 1946 di Church House, London, dihadiri oleh wakil-wakil dari 51 negara.
Pada saat ini, terdapat 192 negara yang menjadi anggota PBB, dan semua negara anggota menyatakan independensinya. Sejak berdiri, PBB memiliki komitmen memelihara perdamaian dan keamanan dunia.
Selain itu juga mengembangkan hubungan persahabatan antarnegara, serta mempromosikan pembangunan sosial dan peningkatan standar kehidupan yang layak. PBB memiliki berbagai lembaga, termasuk Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan Hak Asasi Manusia, serta berbagai badan dan komite lainnya.
Pemerintah Republik Indonesia resmi menjadi anggota PBB ke-60 pada 28 September 1950, kurang dari setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar. Indonesia dan PBB memiliki sejarah keterikatan yang kuat, seiring dengan kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tahun 1945, tahun yang sama ketika PBB didirikan.
PBB secara konsisten mendukung Indonesia dalam upaya untuk menjadi negara yang merdeka, berdaulat, dan mandiri. Sebagai anggota PBB, Indonesia terlibat aktif dalam menyelesaikan berbagai konflik internasional.
Salah satu kasus terpenting adalah penyelesaian sengketa mengenai Irian Jaya (Papua) dengan Belanda. Pada tahun 1962, dikeluarkan Resolusi No. 1752 yang mengadopsi “The New York Agreement”, yang menandai transfer kekuasaan Irian Jaya dari Belanda kepada Indonesia.
Sempat Mengundurkan Diri dari PBB
Pada tahun 1965, Indonesia mengumumkan pengunduran diri dari keanggotaan PBB sebagai respons terhadap keputusan PBB untuk mengakui kedaulatan Malaysia. Namun, setelah pergantian kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru, Indonesia memutuskan untuk kembali menjadi anggota PBB pada 1966.
Indonesia juga terlibat dalam misi perdamaian PBB dengan mengirimkan Pasukan Garuda untuk berpartisipasi dalam berbagai operasi perdamaian di negara-negara yang mengalami konflik. Dalam konteks Dewan Keamanan PBB, Indonesia pertama kali terpilih sebagai anggota tidak tetap untuk periode 1974-1975.
Pencapaian ini terulang lagi pada periode 1995-1996, dan kembali untuk ketiga kalinya pada masa bakti 2007-2009. Wakil Tetap RI Nugroho Wisnumurti bahkan memegang posisi Presiden Dewan Keamanan PBB selama dua kali masa bakti Indonesia di dewan tersebut.
Di tingkat komisi, Indonesia juga memiliki kontribusi penting. Mantan Menteri Luar Negeri Mochtar Kusuma Atmadja terpilih sebagai anggota Komisi Hukum Internasional PBB untuk periode 1992-2001, sementara Duta Besar Nugroho Wisnumurti terpilih untuk periode 2007-2011.
Indonesia juga merupakan salah satu anggota pertama Dewan HAM bersama 47 negara lainnya pada tahun 2006. Indonesia kemudian terpilih kembali menjadi anggota Dewan HAM untuk periode 2007-2010 melalui dukungan 165 suara negara anggota PBB.
Indonesia terus berkomitmen untuk memainkan peran aktif dalam PBB, baik dalam penjagaan perdamaian, penanganan konflik internasional, maupun dalam memajukan isu-isu global seperti pembangunan berkelanjutan, hak asasi manusia, dan perdamaian dunia. Melalui partisipasinya dalam PBB, Indonesia berusaha untuk menciptakan dunia yang lebih aman dan adil bagi generasi mendatang.
Semoga dari artikel di atas, Sobat Medcom semakin banyak tahu ya tentang PBB dan wawasan tentang organisasi internasional lainnya juga bisa bertambah. Semoga bermanfaat!
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
(CEU)
Quoted From Many Source