Jakarta, CNBC Indonesia– Emiten Energi Baru dan Terbarukan (EBT) milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terpantau kembali menyentuh auto rejectatas (ARA) pada perdagangan sesi I Kamis (12/10/2023).
Bahkan, saham BREN juga sudah berada di deretan sepuluh saham dengan kapitalisasi pasar ‘jumbo’ di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Per pukul 09:51 WIB, saham BREN sudah terbang 24,75% ke posisi Rp 1.890/unit dan kembali mencetak ARA pada pagi hari ini, sehingga dari perdagangan perdananya hingga hari ini sudah empat kali atau empat hari beruntun saham BREN menyentuh ARA.
Dari kapitalisasi pasarnya, saham BREN saat ini mencapai Rp 252,86 triliun. Alhasil, saham BREN kini sudah berada di posisi ketujuh dari deretan sepuluh saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI.
Adapun posisi BREN berada di atas PT Astra International Tbk (ASII) dan berada di bawah saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
Sekitar satu jam setelah perdagangan sesi I hari ini dibuka, saham BREN sudah ditransaksikan sebanyak 24.360 kali dengan volume sebesar 214,63 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 405,49 miliar.
Hingga pukul 09:51 WIB, di order bid atau beli, pada harga batas atasnya di Rp 1.890/unit, sudah ada antrian sebanyak 1,3 juta lot antrian atau sekitar Rp 247 miliar.
Sedangkan di order offer atau jual, belum ada antrian yang tertera kembali, menandakan bahwa saham BREN sudah menyentuh ARA.
Dari harga IPO-nya di Rp 780/unit hingga hari ini, saham BREN sudah meroket 142,31%. Sedangkan dari penutupan perdagangan perdananya hingga hari ini, saham BREN sudah terbang 93,85%.
Saham BREN resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin awal pekan ini. BREN menawarkan 4.015.000.000 saham baru atau sebesar 3% dari dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana, dengan harga penawaran sebesar Rp 780 per saham dan jumlah nilai Penawaran Umum secara keseluruhan sebesar Rp 3.131.700.000.000.
Adapun penggunaan dana IPO setelah dikurangi biaya akan digunakan untuk membayar sebagian utang fasilitas B kepada Bangkok Bank Public Company Limited sebanyak-banyaknya sebesar US$ 158.588.321.
Selain itu, IPO BREN juga bertujuan untuk memenuhi kewajiban pembayaran kepada Star Energi Oil & Gas Pte. Ltd. perihal penunjukan Star sebagai pemegang saham ACEHI. Rinciannya pembayaran kepada SEOG sebesar US$ 66,50 juta dan kepada Perseroan sebesar US$ 6 juta.
Biaya yang dibayarkan Star kepada Perseroan akan digunakan untuk pembayaran gaji, biaya jasa dan biaya sewa.
Asal tahu saja, pemilik BREN adalah BRPT sebesar 66,67%. Sisanya, Green Energy Era sebesar 24,33%, Jupiter Tiger Holding 4,5% dan Prime Hill Fund sebanyak 4,5%.
Setelah IPO, kepemilikan BRPT di BREN akan terdilusi menjadi 64,43%, Green Energy 23,52%, Jupiter Tiger dan Prime Hill Fund 4,35% dan masyarakat sebesar 3,35 persen.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan:Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Valuasi Super Mahal, IPO Bren Layak Dikoleksi?
(chd/chd)
Quoted From Many Source