Perbaikan Kualitas Udara Jakarta Butuh Upaya Bersama

Berita, Teknologi38 Dilihat


Jakarta: Upaya memperbaiki kualitas udara di Indonesia, khususnya Jakarta harus dilakukan secara bersama-sama. Apalagi pada Senin kemarin, 9 Oktober 2023, kualitas udara Jakarta masih menduduki urutan ketiga terburuk di dunia.

Dikutip dari laman pengukuran kualitas udara IQAir, indeks kualitas udara di DKI Jakarta per pukul 05.00 WIB tercatat di angka 165. Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta pagi hari ini yakni PM 2.5, dengan nilai konsentrasi 83 mikrogram per meter kubik.

Ketua Umum DPD HIPPI DKI Jakarta, Uchy Hardiman mengingatkan masyarakat Jakarta terkait angka konsentrasi 83 mikrogram per meter kubik yang naik 16,6 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO) yang berbahaya bagi kesehatan.

“Jakarta berada di peringkat ketiga dalam urutan kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pagi ini. Warga Jakarta sebaiknya mengenakan masker, menghidupkan penyaring udara, menutup jendela, dan hindari aktivitas luar ruangan,” kata Uchy dilansir Selasa, 10 Oktober 2023.

Untuk itu, Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (DPD HIPPI) DKI Jakarta bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, menggelar penanaman pohon mangrove di Taman Wisata Alam Mangrove Pantai Indah Kapuk (PIK).

“Pertama, ini wujud nyata kepedulian seluruh insan DPP HIPPI dan pemerintah, apalagi kualitas udara di Indonesia khususnya DKI Jakarta pada hari ini, masuk dalam kategori mengkhawatirkan,” kata Uchy.
 



Dalam kesempatan ini, DPD HIPPI DKI Jakarta mengajak masyarakat khususnya warga Jakarta dan sekitarnya untuk menjaga kelestarian 3,3 juta hektar hutan mangrove yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Terlebih Jakarta mengalami deforestasi selama delapan tahun terakhir.

“Membalikkan deforestasi mungkin rumit, namun menanam pohon itu sangat sederhana. Logika sederhana saya, jika sebuah pohon mati, tanamlah pohon lain sebagai gantinya,” ucap dia.

Lebih lanjut, Uchy menyebut luas mangrove Jakarta sampai 2020 tidak lebih dari 63,2 hektare dengan kondisi mangrove yang baik hanya 29,9 persen. Luas tersebut masih lebih kecil daripada luas TPST Bantargebang.

“Sisanya (kondisi pohon/hutan mangrove) dalam keadaan sedang dan rusak, sementara sebanyak 40,8 persen rusak dan 29,3 persen sedang. Kondisi inilah yang mungkin membuat fungsi mangrove sebagai pembersih polusi kurang maksimal,” kata dia.

Dalam kesempatan ini, Uchy mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya pohon mangrove sebagai pertahanan wilayah pesisir, penyaring udara sekaligus penyerap karbondioksida, tempat hidupnya beragam biota laut sekaligus menjadi kawasan ekowisata sehingga dapat menjadi mata pencaharian warga.

“Itulah mengapa menyelamatkan pohon sama jua dengan menyelamatkan umat manusia dan alam semesta,” ujar Uchy.

Jakarta: Upaya memperbaiki kualitas udara di Indonesia, khususnya Jakarta harus dilakukan secara bersama-sama. Apalagi pada Senin kemarin, 9 Oktober 2023, kualitas udara Jakarta masih menduduki urutan ketiga terburuk di dunia.
 
Dikutip dari laman pengukuran kualitas udara IQAir, indeks kualitas udara di DKI Jakarta per pukul 05.00 WIB tercatat di angka 165. Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta pagi hari ini yakni PM 2.5, dengan nilai konsentrasi 83 mikrogram per meter kubik.
 
Ketua Umum DPD HIPPI DKI Jakarta, Uchy Hardiman mengingatkan masyarakat Jakarta terkait angka konsentrasi 83 mikrogram per meter kubik yang naik 16,6 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO) yang berbahaya bagi kesehatan.

Baca Juga  Kebakaran Lahan di Gunung Jayanti Sukabumi Berhasil Dipadamkan



“Jakarta berada di peringkat ketiga dalam urutan kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pagi ini. Warga Jakarta sebaiknya mengenakan masker, menghidupkan penyaring udara, menutup jendela, dan hindari aktivitas luar ruangan,” kata Uchy dilansir Selasa, 10 Oktober 2023.
 
Untuk itu, Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (DPD HIPPI) DKI Jakarta bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, menggelar penanaman pohon mangrove di Taman Wisata Alam Mangrove Pantai Indah Kapuk (PIK).
 
“Pertama, ini wujud nyata kepedulian seluruh insan DPP HIPPI dan pemerintah, apalagi kualitas udara di Indonesia khususnya DKI Jakarta pada hari ini, masuk dalam kategori mengkhawatirkan,” kata Uchy.
 

 
Dalam kesempatan ini, DPD HIPPI DKI Jakarta mengajak masyarakat khususnya warga Jakarta dan sekitarnya untuk menjaga kelestarian 3,3 juta hektar hutan mangrove yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Terlebih Jakarta mengalami deforestasi selama delapan tahun terakhir.
 
“Membalikkan deforestasi mungkin rumit, namun menanam pohon itu sangat sederhana. Logika sederhana saya, jika sebuah pohon mati, tanamlah pohon lain sebagai gantinya,” ucap dia.
 
Lebih lanjut, Uchy menyebut luas mangrove Jakarta sampai 2020 tidak lebih dari 63,2 hektare dengan kondisi mangrove yang baik hanya 29,9 persen. Luas tersebut masih lebih kecil daripada luas TPST Bantargebang.
 
“Sisanya (kondisi pohon/hutan mangrove) dalam keadaan sedang dan rusak, sementara sebanyak 40,8 persen rusak dan 29,3 persen sedang. Kondisi inilah yang mungkin membuat fungsi mangrove sebagai pembersih polusi kurang maksimal,” kata dia.
 
Dalam kesempatan ini, Uchy mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya pohon mangrove sebagai pertahanan wilayah pesisir, penyaring udara sekaligus penyerap karbondioksida, tempat hidupnya beragam biota laut sekaligus menjadi kawasan ekowisata sehingga dapat menjadi mata pencaharian warga.
 
“Itulah mengapa menyelamatkan pohon sama jua dengan menyelamatkan umat manusia dan alam semesta,” ujar Uchy.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

Baca Juga  Bankir Hong Kong Pada Nganggur, Investasi Sepi, Bisnis Suram

(END)

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *