Membedah Dapur BTPN Syariah, Isinya Bukan Bankir Biasa

Berita, Teknologi12 Dilihat

Makassar, CNBC Indonesia – Bukan hal asing lagi bahwa masyarakat Indonesia sangat senang berkumpul. Bahkan ada ungkapan terkenal, makan gak makan asal kumpul. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kebersamaan bagi penduduk negara ini.

Kebiasaan tersebut kemudian ditangkap dan menjadi pondasi bagi PT Bank BTPN Syariah Tbk. untuk menyalurkan pembiayaan. Bank syariah yang diinisiasi sejak 2010 ini mengincar para perempuan yang masuk kategori prasejahtera dan unbankable atau belum tersentuh layanan perbankan.

Saat ini emiten bersandi BTPS adalah satu-satunya bank umum di Indonesia yang fokus memberdayakan kelompok perempuan di bawah garis sejahtera. Hingga September 2023,  BTPN Syariah mencatat ada 4,3 juta nasabah aktif di 258.000 komunitas yang tersebar di 2.600 kecamatan seluruh Indonesia.

Di balik capaian tersebut, ada sistem unik yang diterapkan oleh BTPN Syariah. Community officer (CO) atau bankir yang bertugas di lapangan memiliki peran yang sangat penting.

Mereka bukan hanya bankir yang menjadi jembatan bagi bank untuk menyalurkan pembiayaan. Mereka juga adalah ujung tombak bank membuat para perempuan prasejahtera di Indonesia memiliki daya juang lebih.

Adalah Linda sari, seorang CO BTPN Syariah di Sulawesi Selatan yang bergabung sejak 2019. Dia banyak bercerita mengenai kisah unik dan inspiratif dalam membantu para peempuan unbankable mendapatkan akses permodalan.

Bisa dibilang, pekerjaan yang dia lakukan tidak mudah. Bayangkan, dia harus menawarkan pembiayaan kepada lapisan sosial yang memiliki tingkat literasi keuangan paling rendah. Belum lagi, wilayah tempat tinggal para nasabah berada di perkampungan dan dia menyalurkan serta menagih pembiayaan dengan cara mengunjungi sentra-sentra bikinan para nasabah.

Bukan hanya itu. Tidak jarang para CO BTPN Syariah juga harus sampai mengajarkan baca dan tulis terlebih dahulu kepada calon nasabah.

Akan tetapi, ajaibnya tidak tampak sedikitpun keluh pada raut wajah Linda saat menceritakan hal tersebut. Dia justru terlihat bersemangat dan bahagia melakukan pekerjaannya.

“Bahagia melihat nasabah senang mendapatkan pembiayaan dan usahanya bisa maju,” katanya kepada awak media di salah satu wisma para CO, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (14/11/2023).

Linda juga bercerita bahwa para CO kerap menjadi teman rumpi hingga curhat para debitur. Seperti mahasiswa KKN di desa-desa, para ibu-ibu menjadikan CO sebagai tempat mencari solusi, tidak hanya terkait usaha tapi juga soal kehidupan.

Baca Juga  Momen Anies-Cak Imin Hadiri Itjima Ulama 2023

“Nasabah akhirnya selalu pilih BTPS, karena petugas senang mendengar keluhan nasabah. Ini juga membuat cicilan nasabah lancar,” katanya.

Tidak heran, suasana akrab dan hangat sangat terlihat pada Pertemuan Rutin Sentra (PRS). Sebagai informasi PRS adalah wadah utama BTPN Syariah dalam memberdayakan jutaan ibu-ibu dengan berbagai program pelatihan dan pendampingan, selain memberikan layanan perbankan.




Foto: Muhammad Khadafi
Community Officer BTPN Syariah secara berkala berkumpul dengan para nasabah dalam Pertemuan Rutin Sentra (PRS).

Melalui PRS setiap dua pekan sekali, banyak manfaat yang didapat oleh para ibu-ibu, seperti akses pembiayaan, pengetahuan melalui pelatihan dan pengembangan usaha, hingga solidaritas anggota yang menumbuhkan rasa saling bantu. Seluruh hal tersebut kemudian menjadi bekal mereka membangun mimpinya untuk perlahan keluar dari garis kemiskinan.

Contoh nyata dari hal tersebut adalah Sentra Istiqomah Bontomanai di Maros, Sulsel. PRS ini dibentuk pada 2018 dengan anggota 5 orang. Kini, sentra tersebut memiliki anggota 18 orang yang berwirausaha mulai dari toko kelontong hingga jualan bakso.

Nur, salah satu perempuan yang tergabung dalam sentra tersebut mengaku baru memulai usaha dengan modal dari BTPN Syariah. “Kenalan dengan BTPN Syariah belum punya usaha. Sekarang sudah bisa pinjam Rp 6 juta,” katanya.

Senada dengan Nur, Suryani, seorang penjual bakso juga merajut mimpinya bersama BTPN Syariah di Sentra Istiqomah Bontomanai. Bermodal kepercayaan yang dibangun dengan para CO, dia saat ini merupakan debitur dengan plafon pinjaman Rp 5 juta.

“Usaha sudah jalan 5 tahun. Pinjaman awal Rp 2 juta, naik jadi Rp 3 juta, sampai jadi Rp 5 juta,” katanya.

Seluruh pinjaman tersebut diberikan BTPN Syariah tanpa agunan. Debitur cukup menjadi anggota komunitas salah satu PRS dan menunjukkan keinginan kuat untuk maju kepada para CO agar mendapatkan akses permodalan.

Terlihat sederhana, tetapi pada praktiknya sistem tersebut menjadi stimulus bagi para debitur memacu bisnisnya. Selain itu, juga menjadi semacam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) versi BTPN Syariah untuk menghindari pembiayaan bermasalah. Para CO sering kali mendapatkan masukan dari anggota kelompok sebelum memberikan persetujuan atas suatu pembiayaan. 

Corporate and Marketing Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin mengatakan bisnis anak usaha PT Bank BTPN Tbk ini berbeda dengan bank lain. Perusahaan telah membangun sistem yang berlandaskan manusia.

Oleh karena itu menjaring CO yang memiliki misi dan visi yang sama merupakan kunci dari pertumbuhan bisnis BTPN Syariah. Dalam hal itu BTPS menjamin segala kebutuhan para CO dengan memberikan fasilitas mulai dari tempat tinggal, kebutuhan sehari-hari, hingga transportasi.




Community Officer BTPN Syariah secara berkala berkumpul dengan para nasabah dalam Pertemuan Rutin Sentra (PRS).Foto: Muhammad Khadafi
Community Officer BTPN Syariah secara berkala berkumpul dengan para nasabah dalam Pertemuan Rutin Sentra (PRS).

Dia pun mengatakan tugas para CO bukan hanya memberikan akses permodalan. Akan tetapi juga menyebarkan virus kebaikan untuk membentuk perilaku unggul dan berdaya kepada masyarakat prasejahtera.

“Kalau teman-teman kami [CO] tidak diberikan kebaikan, apa iya mereka bisa menularkan kebaikan kepada para debitur-debitur,” katanya.

Potensi Besar

Saat ini sebagian besar pembiayaan BTPN Syariah disalurkan kepada perempuan di Pulau Jawa. Kepala Pembiayaan Area Sulawesi BTPN Syariah Firmansyah menargetkan kontribusi wilayah non-Jawa, khususnya bagian timur Indonesia akan semakin besar ke depannya.

Dengan demikian, menurutnya potensi BTPN Syariah masih sangat besar. Saat ini bank baru melayani 7 juta perempuan dengan 4,3 juta di antaranya merupakan nasabah aktif.

Dalam catatannya, Indonesia memiliki sekitar 40 juta jiwa kelompok unbankable. “Potensi pasar kami masih sangat besar dengan melihat jumlah kelompok masyarakat prasejahtera yang belum kita layani,” katanya.

Sementara itu, per kuartal III/2023 BTPN Syariah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 11,9 triliun, naik 3,55% secara tahunan (yoy). Dari capaian tersebut, bank menorehkan laba Rp 1,33 triliun.

Firman juga mengatakan bahwa perjalanan BTPN Syariah masih sangat panjang untuk memberdayakan perempuan prasejahtera di Indonesia.

Oleh karena itu bank akan selalu berkomitmen untuk meningkatkan akses permodalan kepada kelompok sosial terbawah sembari mendorong tingkat literasi keuangan mereka.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Laba BTPN Syariah Capai Rp 753 Miliar Semester I/2023

(mkh/mkh)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *