Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten cetakan sarung tangan PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) mencatat penurunan laba bersih sebesar 53,73% senilau Rp 98,49 miliar pada kuartal III 2023 dari periode yang sama tahun 2022 yang sebesar Rp 217,59 miliar.
Sedangkan laba per saham dasar turun ke angka Rp 25,92 dari Rp 57,26 per lembar saham.
Mengutip laporan keuangan MARK penurunan laba tersebut karena penjualan hingga akhir September 2023 turun 45,52% menjadi Rp401,07 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 736,07 miliar.
Sehingga, beban pokok penjualan MARK di kuartal III juga ikut menurun dengan mencatat Rp220,89 miliar dari tahun sebelumnya Rp364,10 miliar.
Hal itu menyebabkan laba kotor perseroan menjadi Rp 180,17 miliar atau turun dari sebelumnya Rp 371,97 miliar.
Sedangkan dari sisi beban per 30 September 2023, tercatat Rp 52,45 miliar. Sehingga, laba usaha turun jadi Rp 127,72 miliar dari sebelumnya di angka Rp 278,99 miliar. Beban pajak penghasilan neto MARK senilai Rp 31,59 miliar.
Dari sisi neraca liabilitas tercatat Rp1 15,72 miliar atau turun dari periode akhir Desember 2022 yang senilai Rp 161,58 miliar.
Adapun ekuitas MARK juga ikut terseret turun jadi Rp 807,89 miliar dari sebelumnya Rp 843,78 miliar. Sedangkan total aset Mark Dynamics (MARK) turun jadi Rp 923,62 miliar dari sebelumnya Rp 1,005 triliun.
Namun, Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk, Ridwan Goh mengungkapkan pada periode kali ini, pihaknya mencatatkan kenaikan penjualan bersih dibandingkan dengan kuartal sebelumnya menjadi sebesar Rp 138 miliar.
Total penjualan MARK kuartal ketiga 2023 Rp 138 milyar (QoQ), naik sebesar 21,8% jika dibandingkan kuartal ketiga tahun sebelumnya sebesar Rp 108 miliar, hal ini menandakan sudah adanya indikasi tren peningkatan penjualan dari MARK.
“Memasuki masa normal di luar pandemi perseroan tidak berdiam diri tanpa melakukan inovasi, melainkan terus bertumbuh dengan cara memperluas pangsa pasar ke negara lain seperti China, Amerikat Serikat, India dan negara-negara lainnya, melakukan inovasi dan mempertahankan kualitas produk dengan membuat produk cetakan sarung tangan hemat energi dan memasang solar panel sebagai pengganti energi listrik jauh lebih hemat,” ujarnya.
Menurutnya, melihat nilai tukar rupiah terhadap dolar yang melemah membawa keuntungan bagi MARK dimana pendapatan perusahaan berasal dari export dalam mata uang USD sehingga ada potensi keuntungan nilai tukar.
“Ditambah persedian bahan baku MARK masih cukup untuk sembilan bulan produksi kedepan sehingga biaya pembelian bahan baku bisa ditekan,” sebutnya.
Dengan kondisi bisnis yang berangsur pulih perseroan juga percaya diri untuk membagikan dividen interm tahun ini, dari keterbukaan informasi menyampaikan bahwa Dewan Komisaris MARK telah menyetujui keputusan Direksi pada tanggal 18 Oktober 2023 untuk membagikan Rp 19,3 miliar atau 30% dari laba Semester 1 tahun 2023.
Berikut jadwal pembayaran dividen interim MARK selengkapnya:
– Cum Dividen di pasar regular dan pasar negosiasi : 1 November 2023
– Ex Dividen di pasar regular dan pasar negosiasi : 30 Oktober 2023
– Cum Dividen di pasar tunai : 31 Oktober 2023
– Ex dividen di pasar tunai : 2 November 2023
– Recording date : 1 November 2023
– Pembayaran dividen : 17 November 202
Dengan market share 50 persen dari penjualan cetakan sarung tangan nitril dan latex di seluruh dunia maka kenaikan penjualan MARK dapat digunakan sebagai indikator akan pulihnya industri sarung tangan global.
Asosiasi sarung tangan Malaysia (MARGMA) memprediksi pertumbuhan sarung tangan tumbuh sebesar 5-8% setiap tahunnya dan tahun 2023 ini total permintaan sarung tangan dunia mencapai 300 milyar pcs.
[Gambas:Video CNBC]
(fsd/fsd)
Quoted From Many Source