Seperti diketahui, sejumlah kasus bunuh diri di kalangan pelajar dan mahasiswa terus mengemuka belakangan ini. Jumlahnya pun terus bertambah.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Wening Udasmoro mengatakan, rentannya urusan kesehatan mental pada generasi muda saat ini diduga merupakan fenomena gunung es. UGM pun, kata Wening, telah memetakan persoalan yang sering dihadapi seseorang, yang bisa berujung pada keinginan bunuh diri tersebut.
Sejumlah persoalan pemicu gangguan kesehatan mental pun muncul, seperti adanya persoalan keluarga. Seperti tekanan dari keluarga untuk menjadi yang terbaik di kelas.
Kemudian kekerasan dalam keluarga dan faktor ekonomi. Sementara persoalan dalam pembelajaran juga ada, meski jumlahnya tidak banyak. “Untuk itu, dosen galak di UGM itu tidak boleh ada lagi. Suasana belajar harus nyaman, tidak boleh lagi mahasiswa takut,” tegas Wening dalam Bincang Edukasi #2 dengan tema “Jaga Kesehatan Mental, Wujudkan Generasi Tangguh” yang digelar Club Edukasi Media Peliput Akademi (CEMPAKA) bersama dengan Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr Marzoeki Mahdi (PKJN RSJMM).
Dalam pembelajaran tidak hanya urusan dosen galak, tapi juga tekanan karena adanya kompetisi di dalam kelas. “Juga persoalan toxic relationship dalam pacaran, rasa tidak mampu menerima pelajaran, ini harus kita mitigasi,” terangnya.
Upaya Mitigasi
Mitigasi yang dilakukan UGM di antaranya adalah melakukan skrining terhadap mahasiswa baru yang sudah dinyatakan diterima. Mereka nantinya akan dikelompokkan.
Sehingga ketika ada gejala kesehatan mental yang berat, langsung diarahkan untuk mendapatkan layanan konseling. Ke depan, upaya skrining ini dilakukan untuk seluruh mahasiswa UGM.
”Ini tahun terburuk. Harus jadi gerakan bersama. Dua pekan lalu dalam empat hari ada empat orang (bunuh diri) di Jogja dan Jateng,” tuturnya.
Dosen galak atau biasa disebut killer biasanya diasumsikan sebagai dosen yang sering menggunakan kekerasan baik verbal maupun psikologi dalam mendidik peserta didiknya. Cara-cara yang keras ini, berpotensi memberi tekanan terhadap mental mahasiswa.
Plt. Dirjen Diktiristek, Kemendikbudristek, Nizam mengatakan, ekosistem pembelajaran yang nyaman perlu dibangun untuk mendukung terbangunnya kesehatan mental mahasiswa. Nizam mengatakan, sejak awal menjabat sebagai Dirjen, ia terus mendorong terbangunnya konsep Kampus Sehat di seluruh perguruan tinggi.
Kampus Sehat merupakan konsep yang holistik, tidak hanya sehat fisik melainkan juga kesehatan psikologis. Seperti dorongan rajin olahraga, kawasan kampus bebas rokok, dan juga membangun keseimbangan antara aktivitas akademik dan kebugaran mahasiswa.
Terkiat proses interaksi antara mahasiswa dengan dosen, Nizam mengatakan, sebagai insan intelektual muda, maka baik dosen maupun mahasiswa dapat berinteraksi dengan kritis, analitis, dan bernas yang dibalut dalam diskusi yang santun.
“Kemudian ada sehat emosional atau sehat psikologis. Kesehatan mental ini sangat esensial dan perlu kita bangun. Ini menjadi tugas bersama baik dari masyarakat kampus dan juga masyarakat luas,” bebernya.
Sementara itu, Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr Marzoeki Mahdi (PKJN RSJMM), Nova Riyanti Yusuf mengungkap fakta dan data terkait kesehatan mental. Ia merujuk pada data beban kesehatan mental di Indonesia pada 2019 dan 2020, problema kesehatan mental tertinggi adalah migran, depresi, kecemasan, dan skizofrenia.
Dirut PKJN, Rumah Sakit Jiwa dr Marzoeki Mahdi (PKJN RSJMM), Nova Riyanti Yusuf
Kemudian berdasarkan data WHO Asia Tenggara angka kematian karena bunuh diri di semua usia di Indonesia sebanyak 6.544 orang dan di dunia diprediksi mencapai 7.658 kasus. Untuk itu, kata Nova, deteksi awal perlu diperkuat untuk mencegah terjadinya bunuh diri.
Nova mengatakan, pihaknya telah mengembangkan standar pelayanan kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan di semua provinsi. “PKJN RSJMM juga memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, termasuk juga layanan kepada kaum muda,” ujar Nova.
PKJN RSJMM ini juga akan membuat roadmap tentang pencegahan bunuh diri sekaligus memetakan dan mendata ilang kasus bunuh diri di wilayah pengampuan PKJN RSJMM. “Kami juga mengaktifkan D’Patens 24 sebagai tempat konseling 24 jam baik melalui telepon dan juga melalui WhatsApp,” tutup Nova.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
(CEU)
Quoted From Many Source