Inflasi Produsen AS Masih Panas, Pasar Kripto Kebakaran

Berita, Teknologi38 Dilihat

Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar kripto turun berjamaah dalam 24 jam terakhir pasca pengumuman data inflasi produsen Amerika Serikat (AS) berada di atas ekspektasi pasar.

Merujuk dari CoinMarketCap pada Kamis (12/10/2023) pukul 06.01 WIB, Bitcoin diperdagangkan melemah 2,42% ke US$26.785,19 dan secara mingguan turun 3,54%.

Ethereum turun tipis 0,15% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari anjlok 5,03%.

XRP terdepresiasi 2,32% secara harian dan secara mingguan juga ambles 8,58%.

Begitu pula dengan Dogecoin yang berada di zona negatif 1,36% dalam 24 jam terakhir dan secara mingguan terkapar 5,18%.

CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 1,80% ke angka 1.105,93. Open interest terapresiasi 1,15% di angka US$24,85 miliar.

Sementara dilansir dari Alternative.me, bitcoin fear & greed index tercatat berada di posisi 47 yang mana merupakan kategori netral atau sama jika dibandingkan dengan hari kemarin (11/10/2023) yang berada di angka 50 dengan kategori netral juga.

Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 42 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase netral dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

Dilansir dari US Bureau of Labor Statistics menunjukkan inflasi harga produsen di Amerika Serikat meningkat menjadi 2,2% tahun-ke-tahun pada bulan September 2023, tertinggi sejak bulan April dan jauh di atas konsensus pasar sebesar 1,6%.

Sementara risalah pertemuan terbaru Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS (The Fed) menunjukkan sebagian besar pihak memperkirakan akan ada satu kali kenaikan suku bunga lagi sebelum siklus pengetatan moneter selesai. Alhasil, hal ini menekan risk asset salah satunya yakni pasar kripto.

Baca Juga  Jokowi Ramal Harga Minyak Bisa Tembus US$150 per Barel

Mengikuti semua perkembangan ini, penurunan pasar mata uang kripto semakin dalam. Meningkatnya volatilitas di pasar telah menyebabkan peningkatan likuidasi di pasar berjangka, dan total nilai terkunci (Total Locked Level/TVL) di sektor tersebut telah turun ke level terendah sejak Februari 2021.

Data TVL adalah cara untuk memeriksa sensitivitas investor di ekosistem blockchain, seperti bukti kepemilikan (Proof of Stake/PoS), dan untuk memverifikasi fungsi ekosistem yang sehat. Pada saat yang sama, perkembangan aplikasi terdesentralisasi (DApps) juga dapat dilacak dengan metrik ini.

Menurut data yang diperoleh pada 11 Oktober, nilai TVL di pasar kripto saat ini adalah US$36,8 miliar. Level ini terakhir terlihat pada 7 Februari 2021.

Lebih lanjut, likuidasi posisi buy di pasar berjangka tanpa tekanan beli dari volume transaksi atau TVL dalam jumlah besar selalu berdampak negatif pada pasar mata uang kripto.

Hanya dalam waktu 24 jam, posisi buy senilai sekitar US$50,3 juta telah dilikuidasi di pasar mata uang kripto. Likuidasi terbesar terjadi di bursa OKX. Sebagai hasil dari satu transaksi, seorang investor mengalami kerugian sebesar US$1,5 juta karena likuidasi posisi long bitcoin mereka.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Investor Kripto Bangun!!! Era Kelam Bakal Lama Nih

(rev/rev)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *