Berdasarkan data Bloomberg, Selasa, 10 Oktober 2023, mata uang Garuda itu menguat 0,1 persen atau 15 poin menjadi Rp15.577 per USD.
Sementara itu, jika mengacu data Yahoo Finance penguatan rupiah sebesar 0,09 persen atau 15 poin ke level Rp15.669 per USD. Diperkirakan, rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp15.659 hingga Rp15.684 per USD.
Melansir Antara, pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah menguat terhadap dolar AS karena pasar menanggapi pernyataan dua petinggi Bank Sentral AS semalam mengenai kemungkinan tidak adanya kenaikan suku bunga acuan AS.
“Ada potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS tertahan hari ini karena pasar menanggapi pernyataan dua petinggi Bank Sentral AS semalam, Philip Jefferson dan Lorie Logan, mengenai kemungkinan tidak adanya kenaikan suku bunga acuan AS lagi,” ujar dia.
Ekspektasi pasar terhadap suku bunga
Menurut CME FedWatch Tool, ekspektasi pasar terhadap suku bunga akan bertahan di akhir tahun terlihat meningkat dari 57 persen menjadi 74 persen.
Sementara itu, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS turut mengalami penurunan, yakni tenor 10 tahun turun dari kisaran 4,8 persen ke 4,6 persen.
“Mereka (dua petinggi Bank Sentral AS) mengatakan karena kenaikan tingkat imbal hasil atau suku bunga jangka panjang belakangan ini. Ini tentu pendapat mereka pribadi. Pejabat The Fed yang lain pastinya memiliki pandangan yang berbeda,” jelas dia.
Kendati demikian, peluang pelemahan rupiah pada pekan ini tetap terbuka apabila data ekonomi AS, terutama data inflasi AS.
Selain itu, perang di Timur Tengah antara Hamas dari Palestina dengan Zionis Israel masih bisa mendorong pelaku pasar masuk ke aset aman dan memicu penguatan dolar AS.
“Potensi penguatan rupiah hari ini ke arah Rp15.650 per USD, dengan potensi resisten di sekitar Rp15.700 per USD,” ucap dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
(ANN)
Quoted From Many Source