Ditalangi Paylater, Jajan Milenial-Gen Z Bikin Ekonomi Ngegas

Berita, Teknologi13 Dilihat

Raja Ampat, CNBC Indonesia – Indonesia masih melanjutkan momentum pertumbuhan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Meskipun rekor ekonomi tumbuh di atas 5% pada tujuh kuartal beruntun harus terpatahkan pada kuartal III-2023 dengan realisasi 4,9%.

Pendorong utama perekonomian selama Juli, Agustus dan September adalah konsumsi rumah tangga. Pertumbuhanya mencapai 5,06% dengan andil 52,6%.

“Konsumsi rumah tangga masih jadi pendorong utama perekonomian” ungkap Erwindo Kolopaking, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) Bank Indonesia saat bincang media di Raja Ampat, pada akhir pekan lalu.

Dalam penelusurannya, Erwin melihat ada faktor generasi milenial dan gen Z yang membuat konsumsi masih tumbuh tinggi. Kelompok produktif ini menurutnya menopang konsumsi seiring dengan kemudahan pembiayaan dari industri keuangan non bank (IKNB) seperti paylater.

“Jadi generasi ini adalah sumber pertumbuhan ekonomi saat ini, karena ada kemudahan financing tapi bukan dari bank melainkan IKNB. Itu yang buat ekonomi terus bergerak,” jelasnya.

Sementara itu konsumsi pemerintah alami kontraksi -3,76% imbas percepatan pencairan gaji ke 13 ASN TNI Polri menjadi kuartal II-2023. Sesuai siklusnya realisasi belanja akan lebih besar pada akhir tahun.

Pada komponen ekspor dan impor sama-sama kontraksi, masing-masing -4,26% dan -6,76%. Ini merupakan efek dari melemahnya komoditas dan turunnya permintaan dari mitra dagang karena perlambatan ekonomi.

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) agak mengejutkan dengan pertumbuhan tinggi, yaitu 5,77% meskipun jelang pemilu yang dianggap penuh ketidakpastian. Menurut Erwin, berdasarkan yang terjadi pada pemilu sebelumnya, dua kuartal sebelum pemilu, dunia usaha masih melakukan ekspansi.

Di sisi lain, realisasi pembangunan di Ibu Kota Negara (IKN) memberikan dorongan yang cukup besar sejak 2020 lalu. BI juga mencatat ada peningkatan pada sektor properti walaupun potensinya masih cukup besar.

Baca Juga  Tangki Gas Kosong Meledak, Satu Orang Tewas

“Penjualan angka sales properti naik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya meskipun belum naik sepenuhnya. Pertumbuhan KPR biasanya sejalan dengan investasi bangunan. ini menopang sektor investasi,” paparnya.

Dari penelusuran CNBC Indonesia, Pay Later jauh lebih populer untuk BNPL dibandingkan kartu kredit. Di Indonesia, jumlah outstanding amount atau jumlah utang belum dibayarkan dari BNPL mencapai Rp 25,16 triliun per semester I-2023. Sedangkan total outstanding, termasuk kredit macet atau non-performing loan (NPL) sebesar Rp 2,15 triliun yang berasal dari 13 juta pengguna BNPL atau lebih dari dua kali lipat dari pengguna kartu kredit yang hanya 6 juta pengguna.

Laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan NPL untuk BNPL per April 2023 mencapai 9,7%. Angka tersebut jauh di batas aman yakni 5%. Hampir setengah pengguna BNPL adalah usia muda. Dilaporkan usia 20-30 tahun menyumbang 47,78%.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Ngeri! Nunggak Pinjol Kini Dicatat OJK, KPR Jadi Kian Sulit

(haa/haa)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *