Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau menguat di sesi awal perdagangan awal pekan, Senin (16/10/2023) melanjutkan penguatan sejak perdagangan pekan lalu.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau naik 0,24% di posisi MYR 3.768 per ton pada pukul 10:00 WIB. Dibantu penguatan pekan lalu, harganya kini berada di level 3.700.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu (13/10/2023) harga CPO ditutup melesat 2,72%% ke posisi MYR 3.737 per ton. Dengan ini, sepanjang pekan lalu harga CPO ditutup melesat 3,81%, namun secara bulanan masih terkoreksi 0,8%, dan jatuh 10,47% secara tahunan.
Naiknya harga CPO terjadi mengikuti kenaikan minyak kedelai saingannya, sementara ringgit yang lebih lemah dan peningkatan permintaan dari Tiongkok juga mendukung harga.
“Minyak sawit berada dalam wilayah oversold (jenuh jual), dan minyak ini mendapat dukungan dari melemahnya mata uang Malaysia dan meningkatnya pembelian dari Tiongkok,” kata seorang pedagang minyak nabati yang berbasis di Mumbai yang dikutip dari Reuters.
Minyak saingannya, minyak kedelai berjangka di Chicago Board of Trade BOc2 melonjak 1,87%, pada 10.20 GMT, setelah pemerintah AS menurunkan perkiraan produksi AS lebih jauh dari perkiraan para analis.
Di sisi lain, ringgit Malaysia (MYR) turun 0,32% terhadap dolar AS pekan lalu. Lemahnya ringgit, mata uang perdagangan sawit, biasanya membuat minyak tropis lebih murah bagi pembeli asing.
Dari sisi ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1-10 Oktober naik 12,5% menjadi 29,6% dari bulan sebelumnya, menurut data surveyor kargo.
Kenaikan harga minyak mentah juga mendukung harga minyak nabati karena penguatan minyak mentah menjadikan minyak sawit sebagai pilihan yang lebih menarik untuk bahan baku biodiesel.
Dari dalam negeri, sebagaimana diketahui jelang akhir pekan lalu Indonesia meluncurkan bursa berjangka minyak sawit mentah (CPO) pada hari Jumat, namun tidak mewajibkan ekspor melalui bursa tersebut.
Mengantisipasi bahwa Jakarta akan mewajibkan ekspor, penjual Indonesia bergegas membersihkan persediaan. Namun, dengan skenario saat ini, kecil kemungkinannya penjualan akan menjadi agresif, sehingga dapat memberikan dukungan terhadap harga.
Pasar telah memperhitungkan faktor-faktor seperti peningkatan cadangan minyak sawit dan pasokan yang melimpah di India dan tidak ada berita bearish baru yang akan menjaga pasar tetap berada di bawah tekanan, kata broker yang berbasis di Kuala Lumpur.
Stok minyak sawit Malaysia pada akhir September naik 9,6% mencapai level tertinggi dalam 11 bulan sebesar 2,31 juta ton, data dari Dewan Minyak Sawit Malaysia menunjukkan pada hari Selasa.
Impor minyak sawit India yang merupakan pembeli terbesar pada bulan September turun 26% bulan ke bulan menjadi 834.797 metrik ton, terendah dalam tiga bulan, sebuah badan perdagangan mengatakan pada hari Jumat.
Membanjirnya minyak bunga matahari murah dari Rusia dan Ukraina memberikan tekanan pada harga minyak sawit karena kedua produsen utama tersebut memanfaatkan depresiasi mata uang untuk meraih pangsa pasar minyak nabati yang lebih besar.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Setelah Libur Idul Adha Harga CPO Dapat Berkah, Melejit 1,5%!
(aum/aum)
Quoted From Many Source