Jakarta, CNBC Indonesia – Berkshire Hathaway Inc milik Warren Buffett membukukan kerugian kuartalan pertamanya dalam setahun pada Sabtu, (4/11/2023). Penurunan ini ditengarai anjloknya harga saham Apple dan saham lain di portofolionya.
Meski saham teknologi turun, imbal hasil dari bisnis asuransi membantu meningkatkan laba operasional. Kecelakaan mobil yang lebih sedikit dan musim badai Atlantik yang tenang mendukung bisnis asuransi mobil dan reasuransi Geico.
Meningkatnya suku bunga juga meningkatkan imbal hasil (yield) pada kuartal ketiga kepemilikan surat utang AS Berkshire yang besar di atas 5%. Sehingga, Laba operasional naik 41% menjadi $10,76 miliar, namun kerugian bersih Berkshire meningkat lebih dari empat kali lipat menjadi $12,77 miliar atau sekitar Rp198,9 triliun.
Berkshire juga mengisyaratkan pihaknya tetap berhati-hati terhadap penilaian saham dan lingkungan pasar.
Kepemilikan tunai konglomerat yang berbasis di Omaha, Nebraska ini membengkak hingga mencapai rekor $157,2 miliar, cukup untuk melakukan satu atau lebih akuisisi besar, karena Berkshire menjual $5,3 miliar lebih banyak saham daripada yang dibelinya dan memperlambat pembelian kembali sahamnya sendiri menjadi $1,1 miliar.
Berkshire juga melaporkan tanda-tanda kehati-hatian di kalangan konsumen, dimana kepercayaan telah menurun di tengah kekhawatiran inflasi, biaya pinjaman yang lebih tinggi dan ketidakstabilan politik.
Perusahaan kereta api BNSF mengirimkan lebih sedikit barang konsumsi, sementara penurunan pembelian rumah merugikan perusahaan pialang real estat dan unit produk bangunan seperti Clayton Homes. Penjualan RV Forest River dan pakaian Fruit of the Loom juga berada di bawah tekanan.
Mengutip Reuters, Jim Shanahan, seorang analis Edward Jones yang menilai memberi rating Berkshire “hold”, mengatakan bahwa hasil keseluruhannya “cukup bagus” dan melampaui ekspektasinya, meskipun “kelemahan” baru dalam bisnis konsumen dapat bertahan selama beberapa kuartal.
Banyak perusahaan konsumen mengalami biaya yang lebih tinggi dan permintaan yang “lemah”, kata Cathy Seifert, analis CFRA Research.
“Dengan latar belakang tersebut, tidak mengejutkan jika konsumen dan anak perusahaan Berkshire yang berhubungan dengan perumahan mengalami tekanan,” katanya.
Banyak investor memuji kehati-hatian Berkshire dalam mengeluarkan uang tunai bahkan ketika mereka menunggu Buffett melakukan akuisisi besar-besaran.
Buffett sendiri telah mengajarkan kesabaran. “Uang tunai bukanlah sampah,” katanya pada pertemuan tahunan Berkshire pada bulan Mei.
Kerugian keseluruhan Berkshire sebesar $12,77 miliar setara dengan $8,824 per saham Kelas A, dan meningkat dari $2,8 miliar pada tahun sebelumnya.
Laba operasionalnya sebesar $10,76 miliar setara dengan $7,444 per saham Kelas A, dan naik dari $7,65 miliar pada tahun sebelumnya.
Hasil keseluruhan mencakup kerugian investasi sebesar $23,5 miliar, terutama mencerminkan penurunan 12% pada harga saham pembuat iPhone Apple, di mana Berkshire memiliki saham senilai $177,6 miliar.
Buffett mengatakan volatilitas biasanya tidak ada artinya, dan Berkshire tampaknya tetap mempertahankan sahamnya di Apple.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
9 Rahasia Kaya Lewat Saham Ala Warren Buffett
(fsd/fsd)
Quoted From Many Source