Beban Bunga Bank Meroket, Dana Murah Jadi Rebutan

Berita, Teknologi13 Dilihat

Jakarta, CNBC Indonesia – Tantangan bagi industri finansial tahun ini terbilang berat. Perbankan berhadapan dengan era suku bunga tinggi di tengah tekanan terhadap daya beli hingga ketidakpastian ekonomi global.

Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) telah meningkatkan suku bunga acuan menjadi 6% pada akhir bulan lalu. Seiring dengan itu pertumbuhan ekonomi Tanah Air melambat, terseret oleh konsumsi rumah tangga yang tidak sesuai ekspektasi pasar. 

Efek suku bunga tinggi tersebut mulai terlihat pada sejumlah bank besar. Beban bunga meningkat signifikan pada kuartal III-2023, kontras dengan kondisi pendapatan bunga. Alhasil pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) pun menjadi korban. 

Meskipun likuiditas industri masih terbilang dalam kondisi aman, bank harus sangat berhati-hati dalam mengerek suku bunga kredit. Pasalnya permintaan pembiayaan tahun ini lesu. 

Hingga September 2023, penyaluran kredit perbankan masih di bawah target Bank Indonesia. Kredit bank hanya naik 8,96% yoy menjadi Rp6.837 triliun. Padahal BI telah merevisi target pertumbuhan kredit dari 10%-12% menjadi 9%-11%.

Bank pun memilih untuk menggenjot dana murah atau current account savings aacount (CASA). Harapannya strategi tersebut dapat mengendalikan kenaikan beban bunga dan menjaga pertumbuhan laba. 

Direktur Risk Management PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI David Pirzada mengatakan pihaknya agresif untuk menaikkan rasio close loop transaction terhadap transaksi nasabah-nasabahnya. Selain itu, BNI juga meningkatkan cross sell serta value chain.

“Dengan strategi ini, kami mengharapkan BNI dapat menjadi transaction bank nasabah-nasabah kami sehingga CASA ratio dapat di-maintain di atas 70%. Serta, dapat meng-create higher fee based income yang berujung kepada lower COF (cost of fund), higher NIM (net interest margin) dan higher profit,” jelas David saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (8/11/2023).

Baca Juga  Anggota Polisi Tak Netral di Pemilu 2024, Lapor!

Selain itu, dia mengatakan pihaknya akan melakukan repricing untuk debitur-debitur. BNI mengupayakan kenaikan suku bunga kredit rata-rata sebesar 50 basis poin (bps).

Sebagai informasi, BNI mencatat kenaikan beban bunga per September 2023 sebesar 66,3% yoy. Akibatnya pertumbuhan pendapatan bunga bersih perusahaan pun tertekan menjadi 3,1% yoy. Pada periode ini BNI mencatat laba bersih Rp 15,75 triliun, naik 15,05% yoy.

Terpisah, Direktur Keuangan dan Strategi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau BMRI Sigit Prastowo menjelaskan pihaknya terus berupaya mempertahankan biaya bunga tetap di level rendah. Hal itu dilakukan dengan mengoptimalkan platform digital melalui Livin’ dan Kopra untuk mengakusisi dan meningkatkan basis dana murah.

“Sampai dengan September 2023, kami memiliki tingkat CASA Ratio yang kuat sebesar 78,78% secara bank-only,” jelas Sigit saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (8/11/2023).

Sementara itu, dalam penetapan suku bunga kredit, Bank Mandiri tidak hanya mempertimbangkan cost of fund, tapi juga tingkat suku bunga pasar dan kondisi kesehatan keuangan debitur.

“Oleh karena itu, repricing akan dilakukan secara selektif terutama pada portfolio kredit yang pricing-nya berdasarkan suku bunga referensi (reference rate),” katanya.

Senada dengan BNI, Bank Mandiri juga mencatatkan peningkatan beban bunga yang terbilang tinggi, yakni 51,35% yoy, sedangkan pendapatan bunga naik 20,61% yoy. Bank menorehkan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp 39,1 triliun, naik 27,4% yoy.

Kondisi serupa juga terjadi pada PT Bank Central Asia Tbk. Beban bunga bank swasta terbesar di Tanah Air ini naik 46% yoy, jauh dibandingkan dengan pendapatan bunga yang hanya naik 24,28% yoy.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan pihaknya senantiasa mengkaji tingkat suku bunga, baik dari sisi kredit maupun deposito.

Baca Juga  Digeledah KPK, Harta Mentan Syahrul Yasin Limpo Segini

“Terdapat berbagai pertimbangan antara lain kondisi likuiditas, dinamika kompetisi, suku bunga Bank Indonesia, kondisi ekonomi, dan tingkat permintaan kredit di berbagai segmen,” jelas Hera.

Menurutnya kenaikan cost of fund BCA relatif terjaga pada tingkat yang dapat ditoleransi. Dengan demikian sejauh ini, BCA relatif tidak melakukan penyesuaian tingkat suku bunga kredit di segmen komersial dan UKM sejak terjadi kenaikan suku bunga BI7DRR, serta menawarkan berbagai program menarik di segmen KPR dan KKB.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Jadwal BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI Saat Cuti Bersama Iduladha

(mkh/mkh)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *