Jakarta, CNBC Indonesia – Pada perdagangan sesi pertama saham pertambangan emas milik taipan Peter Sondakh yakni PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) mengalami koreksi hingga 5% ke level Rp342 per lembar saham. Penurunan harga sahamnya sejalan dengan penurunan harga emas spot dunia yang sudah berada di level US$1884,23 per troy ons.
Dalam sepekan saham ARCI telah tergelincir hingga 8,85% dan dalam sebulan telah turun 6,49%.
Kabar terbaru, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) meraih pinjaman jumbo dari sejumlah perbankan dengan nilai hingga US$ 365 juta atau setara Rp5,58 triliun (kurs 18 Agustus 2023 Rp15.280 per dolar AS).
Pinjaman ini melalui sejumlah anak usahanya, yakni PT Meares Soputan Mining (MSM), PT Tondano Nusajaya (TTN) yang bertindak sebagai peminjam. ARCI menandatangani perjanjian sindikasi pinjaman berjangka yang dijamin pada 16 Agustus 2023.
Namun ada anak usaha ARCI lainnya yang ikut terlibat dalam penandatanganan perjanjian adalah Archipelago Resources Pte Ltd. (ARPTE), PT Karya Kreasi Mulia (KKM), dan PT Jasa Pertambangan Perkasa (JPP).
Dalam perjanjian pinjaman tersebut, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) bertindak sebagai bank koordinasi, arranger fasilitas konvensional, arranger fasilitas Musyarakah Mutanaqisah atau MMQ, agen fasilitas global, agen fasilitas konvensional, agen jaminan bersama, dan bank rekening. Dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) berperan sebagai arranger fasilitas MMQ dan agen syariah dalam dokumen pembiayaan MMQ.
Bunga pinjaman ini adalah term SOFR 3 bulan + 3,75% per tahun, dengan jangka waktu lima tahun sejak tanggal dokumen pembiayaan utama.
“Nilai transaksi pinjaman setara 147% dari total ekuitas konsolidasi perseroan berdasarkan laporan keuangan tahun 2022 yang diaudit,” ucap Sekretaris Perusahaan ARCI Hidayat Dwiputro Sulaksono dalam keterbukaan informasi di BEI, Minggu (20/8/2023).
Jaminan atas transaksi fasilitas pinjaman ini antara lain adalah gadai atas saham, gadai atas rekening bank, fidusia atas piutang, klaim asuransi, barang bergerak, bangunan, hingga penanggungan dan pemberian ganti rugi oleh ARCI dan anak usahanya.
Dana tersebut salah satunya akan digunakan untuk pembelanjaan modal sehubungan dengan pengembangan pit Araren dan penambahan cadangan melalui kegiatan eksplorasi.
Dengan fasilitas pinjaman tersebut, maka utang bank jangka panjang ARCI akan menjadi US$ 365 juta dan akan menaikkan biaya keuangan ARCI atau entitas anak.
Sebagai informasi tambahan, ARCI telah melaporkan kinerja keuangan hingga semester I 2023. Sayangnya, laba bersih ARCI anjlok 48,3%. Laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk menjadi US$7,30 juta, turun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$14,15 juta.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
(saw/saw)
Quoted From Many Source